Konspirasi Yahudi

Feb 16th, 2008, in Id, by

Hari Valentine dan hubungannya dengan persekutuan Yahudi.

Sumatra Barat

Ketua I MUI Sumatra Barat Buya Mas’oed Abidin mengeluh pada tanggal 12 Februari bahwa perayaan Hari Valentine adalah bukti kalau Indonesia semakin lama semakin tunduk akan budaya global asing:

Kegemaran tersebut perlu segera dihentikan, karena hal itu tidak cocok dengan budaya kita.

Dalam laporan asal Republika juga ada singgungan bahwa Hari Valentine, dirayakan oleh kaum muda diseluruh dunia, adalah persekongkolan Yahudi-kapitalis. Walaupun begitu, tidak jelas apakah tanggapan ini merupakan pernyataan redaktur atau pendapat Buya Mas’oed Abidin sendiri.

Buya Mas’oed Abidin kemudian berujar:

Seharusnya ninik mamak, para pendidik, mubalig dan ormas Islam perlu segera menyerukan dan mengimbau generasi muda tidak membudayakan Valentine Day itu.

Usaha untuk mengentikan perayaan Hari Valentine sangatlah penting, karena semua bencana alam yang telah diderita Indonesia baru-baru ini, seperti banjir, tsunami, dan gempa, katanya. Nampaknya ia juga memberi kesan bahwa kenaikan harga bahan makanan pokok juga terkait dengan masalah ini.

Sebagai jawaban, beliau mengusulkan pemerintah negara menjadikan Hari Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober sebagai hari kasih sayang untuk menggantikan Hari Valentine, karena para tokoh 1928 tersebut memiliki banyak cinta terhadap Indonesia.

Sementara itu di Bukittinggi, Sumatra Barat, Wakil Wali Kota Ismet Azis menyatakan pada tanggal 13 Februari bahwa merayakan Hari Valentine merupakan pelanggaran huku, jika mengusut pada Peraturan Daerah tentang Pemberantasan Maksiat:

Itu bukan budaya kita, dan Valentin Day ini dekat dengan maksiat, maaf saja, di acara ini biasanya ada yang berpelukan, berciuman, itu kan maksiat.

Seratus satuan polisi pamong praja kan berkeliaran di jalanan Bukittingi mencari pasangan yang berjalan bersama. Mereka juga akan merazia hotel-hotel.

Rumah makan dan hotel juga dilarang mengadakan acara-acara yang berhubungan dengan Hari Valentine.

Pemerintah kota telah menghimbau sekolah-sekolah untuk memasukkan pelajarnya ke mesjid di tanggal 14 Februari, dan memberitahu para ustadz agar menyiapkan ceramah khusus untuk para remaja Bukittinggi.

Ismet Azis kemudian menyatakan perayaan Tahun Baru juga akan diberhentikan karena kemapuannya untuk mendorong orang berbuat dosa. Bukittingi dikenal sebagai tujuan wisatawan, namun:

Jadi biarlah Bukittinggi ini sepi tanpa wisatawan dari pada banyak maksiat.

Sumatra Utara

Rekan imbangan Buya Mas’oed Abidin di Sumatra Utara, Abdullah Syah, menyatakan pada tanggal 13 Februari bahwa MUI memutuskan kalau merayakan Hari Valentine adalah haram untuk masyarakat Muslim di propinsi tersebut.

Merayakan hari yang juga disebut sebagai ‘hari kasih sayang’ itu bertentangan dengan ajaran Islam.

Ia juga mengatakan Hari Valentine adalah hasil budaya asing, dan karena itu amat terlarang.

Artikel ini diterjemahkan oleh Hannah Mulders dari versi bahasa Inggris – Jewish Conspiracy.


67 Comments on “Konspirasi Yahudi”

  1. Abu Hafizh says:

    untuk teman2 yang lagi mempertahankan argumennya. barangkali perlu untuk membaca dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih terhadap apa yang saya tulis dibawah ini. mudah-mudahan ini menjadi pencerahan ilmu dan penumbuhan sikap kehati-hatian kita untuk tidak bermudah-mudah menuruti hawa nafsu. mari kita menjadi orang yang berkualitas: BERPIKIR DULU BARU BERKATA DAN BERTINDAK.

    VALENTINE ITU SYIRIK LHO…

    Valentine’s Day memang selalu bikin heboh remaja. Gimana nggak heboh, pada hari itu, semua orang khususnya yang berpredikat remaja merasa “diwajibkan” untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap orang-orang yang dikasihinya. Pada hari itu, semua orang di seluruh dunia merasa terpanggil untuk menumpahkan kasih sayangnya (wuih…ember kali ya….).
    Padahal yang terjadi sebenarnya adalah ajang obral syahwat yang sangat liar and menjijikkan. Nah, friends…itulah fakta dari tahun ke tahun. Budaya bejat bin maksiat yang seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan remaja itu terus berlangsung sampai saat ini. Dan tidak menutup kemungkinan akan mendarah-daging dalam kehidupan remaja dan generasi yang akan datang jika tidak segera diubah dan diinformasikan.

    Valentine adalah pesta remaja se-dunia.
    Sedunia? That’s right, friends. Karena yang melakukan tidak cuma kamu-kamu and genk kamu aja disini, but, pesta itu sudah menjadi trademark seluruh dunia. Menjelang tanggal 14 Februari, semua remaja di seluruh dunia dibuat sibuk karenanya. Segala perlengkapan pesta mulai disiapkan, dari mulai balon, pita warna-warni, baju spesial, minyak wangi…and so on, tidak ketinggalan kado istimewa buat kekasih pujaan hati (Rasulullah saw., menyebutnya pasangan zina).
    Dan kamu pun pasti sudah sangat understand bahwa pelaksanaan pesta “Kasih Sayang” itu akan berubah menjadi ajang gaul yang liar dan bebas sebebas-bebasnya, layaknya binatang. Gimana nggak bebas, cowok-cewek pada kumpul jadi satu, and mudah ditebak pasti yang terjadi adalah ajang obral dan pamer syahwat rendah. Karena memang hari Valentine itu yang menjadi tujuan utamanya adalah zina dengan bebas. Kamu tau gak?
    Guys…lo mesti tau, kalo Valentine’s Day itu sesungguhnya punya latar belakang yang sangat bertentangan dengan Islam yang kamu anut. Why? Karena hari itu diambil dari nama seorang pendeta Kristen yang mati digantung oleh Claudius II Ghoticus, Raja Romawi pada saat itu. Bahkan, dalam versi lain disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi Kuno yang pada saat itu menganut agama Pagan (penyembah api dan dewa-dewa), menyebutnya dengan hari Lupercalia.
    Peringatan hari Lupercalia ini sebagai penghormatan terhadap Juno (Dewa Wanita dan Perkawinan) serta Pan (Dewa Ketampanan), yang mereka percayai melakukan perselingkuhan atas dasar kasih sayang. Acaranya? Laki-laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya. And then, what next? Pesta pora sampai larut malam…and after that….dimulailah zina bebas tanpa batas dan malu.

    Valentine’s Day: Topeng Buruk Model Gaul Remaja
    Budaya menyesatkan ini memang menyimpan bara api yang siap disemburkan dan membakar kamu-kamu. Ibarat diamnya gunung berapi. Sangat berbahaya. Terutama bagi generasi muda macam kamu yang masih labil dan (katanya sih) sedang dalam pencarian jati diri, lebih sering mudah tergoda dengan setiap arus perubahan yang ada tanpa mau tahu kalo yang diikuti itu sangat bertentangan dengan Islam yang mulia.
    Kamu buka deh al-Qur’an di surat al-Isra’: 36. Allah yang Maha Sempurna berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.
    Apalagi kalo kamu mau merenung dan meneliti dengan kemampuan akal kamu yang bersih, kamu pasti menemukan sebuah jawaban yang nggak bisa dibantah bahwa perayaan Valentine’s itu sesungguhnya bukan berasal dari aqidah dan ibadah Islam, tapi berasal dari aqidah dan ibadah agama lain yang memang mereka sendiri pun telah mengakui kerusakan dan kesesatan agama mereka.
    “Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zhalim”. (QS. al-Baqarah: 145).
    So, what we do? Nah, kamu perlu gaul dan mengakrabkan diri dengan Islam dan hukum-hukum yang ada dalam Islam. Termasuk dalam hal ini adalah harus tahu dulu terhadap apa yang kamu lakukan, apakah sesuai dengan Islam atau tidak. Mudah kan?
    Dan Valentine’s Day memang sengaja digelar untuk mencuci otak generasi muda Islam, dengan dibungkus kemodernan dan perilaku manusia modern. Paling tidak, kalopun kamu tidak merayakannya, setidaknya kamu adem ayem aja dengan pergaulan bebas antara lawan jenis yang memang tidak halal bagi kamu, lalu akhirnya kamu malah menjadikannya hal yang wajar bahkan trademark yang tidak bisa diganggu.

    Budaya Sampah
    Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah saw., bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima (mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta, sampai-sampai mereka masuk ke lubang biawak pun pasti akan diikuti juga”. Lalu para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud Yahudi dan Nasrani?” (dalam riwayat lain disebutkan bangsa Romawi dan Persia). Rasulullah saw., menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka!” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).
    Nah, kamu yang mengaku remaja Muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, tentu kamu tidak layak dan tercela jika kamu masih saja mau mengikuti dan merayakan hari Valentine’s yang jelas-jelas merupakan produk Barat yang kafir.
    Valentine’s Day hanya sebuah sarana dari sekian banyak sarana tipu-daya kaum kafir yang mereka tidak akan pernah senang dengan umat Islam ini. Dan sedihnya kan, friends…ternyata Valentine’s Day ini telah memakan banyak korban, terutama remaja Muslim seperti kamu. Sungguh kamu telah tertipu dibalik gemerlapnya perayaan yang sarat kemusyrikan dan kemaksiatan ini. Valentine’s Day sungguh telah menikam dan membunuh akal sehat dan kebersihan hati kamu, sehingga banyak diantara kamu yang tidak mau mendengar dan mengerti dengan peringatan akan bahayanya hari itu.
    Guys…sungguh, aku tidak rela kamu menjadi budak budaya sesat kaum kafir.

  2. Oigal says:

    Nutty fruitloops transcends culture n language again

  3. Zahra says:

    Maaf sebelumnya, saya hanya anak perempuan 19 tahun yang sebenarnya buta tentang apa itu konspirasi, yahudi, dan semacam-macamnya. Saya muslim, dan berasal dari jawa, dan hidup sebagai mahasiswa biasa. Karena itu, saya cuman ingin mengatakan apa pandangan saya tentang artikel ini serta komen-komen sebelumnya.
    Bukannya mau men-jugde suatu agama atau kelompok sebagai yang paling buruk atau paling baik, tapi mari kita lihat kembali sebenarnya apa sih yang ‘memulai’ topik panas ini?
    Oke, memang artikel ini adalah berita tentang seseorang, atau sekelompok orang yang menentang valentine. Saya tidak menyanggahnya. Saya setuju. Pertama, mungkin orang-orang itu memang ingin menjaga budayanya. Setahu saya, di bukittinggi memang kental dengan nuansa islami. Kalo semisal kota yang penuh budaya agama islam itu terkena demam budaya asing yang notabene ditolak oleh pemuka agamanya, maka harusnya kita mengerti. Khususnya untuk anda-anda yang sensi dengan penolakan atau vokal mereka tentang penolakan valentine days, coba bayangkan jika kota lahir anda yang sarat dengan budaya asli tiba-tiba terkena wabah budaya asing. Rasanya pasti tidak rela kan? Begitu jugalah yang dialami masyarakat bukittinggi sana, misalnya.
    Sekali lagi, saya bukannya ingin menggurui, saya hanya ingin mengingatkan anda-anda saja. Kritik memang dibutuhkan untuk menjadi lebih baik, tapi tidak dengan cara berkata kotor atau menghina suatu kaum. Bagaimana rasanya jika kaum anda yang dihina? Sangat tidak menyenangkan, bukan?
    Yang meninggalkan komentar2 sebelumnya pasti bukan anak sd yang baru tahu apa itu cinta monyet, kan? Anda pasti bahkan lebih tua, dan berpengalaman daripada saya. Tapi, mungkin akan lebih baik jika diantara kita yang komentar itu, kalo bisa sih jangan dengan kata kotor atau penghinaan. Mari berpikir positif dan netral. Kalo kata Mama saya, apa yang kita pegang adalah apa yang kita percayai. Walaupun saya diajarkan untuk melihat kaum selain islam sebagai kaum yang menyimpang dari ajaran agama Allah, namun sebisa mungkin saya tidak ingin menggunakan kata-kata kasar dan kotor untuk menyinggung mereka.
    Jadi, mari berkomentar dengan bahasa lebih sopan 🙂

  4. Made says:

    Manusia itu berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan, setiap orang memilika hak yg sama,
    hal yang baik utk kita utk gol kita, blm tentu baik utk orang lain utk gol lain,
    jgn menyalahkan budaya barat, budaya timur, atau yg lainnya, hendaknya hormati sesama, jangan merasa yg paling hebat,

  5. FARID F-MAN says:

    bismillah….
    dari diskusi dan komen yang ada sebelumnya sebenarnya kita sudah bisa meniai sendiri bagaimana kondisi realitas yang ada sekarang di INdonesia dari segi pola pikir anak mudanya.

    dan sya cuma mau mengatakan jangan sampai anda menyepelekan “hal2 kecil” yang seperti beberapa orang lakukan. karena faktanya banyak orang jatuh karena tersandung batu yang kecil… bukannya batu besar.

    so, hidup ini adalah pilihan, terserah masing2 mau pilih yang mana. tapi yang jelasnya kita sudah menyampaikan sesuatu yang haq. biarlah nanti di kehidupan selanjutnya kita akan melihat siapa yang benar siapa yang salah.

    dan ingat kita tak akan selamanya di dunia ini, jadi tunggu dan liat…

    wassalam

  6. akalinbro@yahoo.com says:

    Setiap detik menit maupun setiap jam,hari,bulan bahkan tahunan Yahudi tidak akan pernah berhenti untuk menghancurkan sendi2 budaya dan agama suatu bangsa,apalagi generasi muda yg menjadi cikal bakal penerus bangsa ini akan selalu diracuni oleh kaum Yahudi yg mendompleng pada semua agama tidak terkecuali Islam,bahkan saya membaca sebuah artikel yg mengatakan di Indonesia pun sudah ada organisasi yahudi yg sebagian besar orang2 yg duduk pucuk pimpinan organisasi tsb adalah orang Islam,dan apa bila sendi2 budaya suatu bangsa sudah hancur maka akan mudah lah bagi Yahudi tsb untuk menggiring opini Yahudi tsb ke arah yg diinginkan oleh mereka (Yahudi) semoga generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini untuk ber hati2 dan lebih kritis menanggapi budaya2 asing yg masuk ke Negeri kita tercinta.

  7. Saya says:

    kenapa sih selalu menyalahkan “yg diluar” Indonesia, konspirasi Yahudi lah konspirasi Zionis lah, budaya Barat lah… Kalo saya mah membaca pemikiran2nya Pramoedya Ananta Toer, yg berargumen bhw kemelorotan budaya dan kondisi di Indonesia adalah adanya “Budaya Javanism” (yg saya refer sbg budaya “priyayi”), dimana org Indonesia (krn majority org Indonesia kan tinggal di pulau Jawa, dan semua pusat pemerintahan dan pendidikan di pulau Jawa, nota bene, negara Indonesia adalah “jajahannya” pulau Jawa, atau Jakarta, khususnya). Budaya ini mengajarkan manusianya utk menuruti atasan (bisa berarti org yg lbh tua, org tua, pemimpin) dan jadi takut “becoming disrespectful”, ini awalnya (sejak merdeka), dan yg terjadi sekarang adalah kelanjutannya. Indonesia adalah satu2nya negara di dunia yg bisa dijajah oleh negara Barat selama beratus2 tahun (negara lain mana ada yg sampe beratus2 tahun), 200 thn oleh Portugis kemudian diambil alih oleh Belanda selama 350 thn. Ini krn budaya Javanism itu lah… Gampang tunduk kepada “yg dianggap lbh hebat”. Jd yg salah adalah manusia Indonesia nya sendiri… Nyalahin orang lain itu begini ya, seperti nunjuk dengan jari telunjuk kan jari2 lain menunjuk ke badan kita semuanya… Hayooo…

Comment on “Konspirasi Yahudi”.

RSS
RSS feed
Email

Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact