Kebebasan Pers

Feb 11th, 2008, in Id, by

Presiden Yudhoyono meminta kepada media untuk tidak memberitakan berita yang tidak sepatutnya.

Pada pidato di acara Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) pada tanggal 9 Februari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta journalis dan pakar media untuk melatih self-censorship (melakukan kontrol atas dirinya sendiri), mengingat zaman ketika pemerintah mengendalikan press sudah berakhir.

Presiden Yudhoyono

Hal ini dikatakan Beliau kepada sekitar lima ratus jurnalis dan tokoh media yang hadir:

Saya sangat ingin melihat “self censoring” diterapkan. Saya berharap para dewan press, jurnalis senior, dan reporter, dan pemimpin asosiasi jurnalis akan menerapkan prinsip bagaimana menentukan apa yang sepatutnya diberitakan dan yang tidak patut diberitakan.

Kebebasan press sangat dihargai di Indonesia sekarang, kata Beliau, dan Indonesia tidak akan kembali ke saat ketika pemerintah ikut campur dalam masalah media, tetapi kebebasan ini memiliki batasan sendiri:

Kami mendukung kebebasan press, tetapi ketika kebebasan tersebut digunakan dengan baik dan bertanggung jawab.

Beliau menyebutkan contoh dari koran Denmark, “Jyllands-Posten”, yang mempublikasikan kartun nabi Muhammad pada September 2005, yang juga ditampilkan oleh Koran Indonesia, Rakyat Merdeka, pada websitenya. Editor Koran tersebut, Teguh Santosa, kemudian dituntut.

Kita seharusanya mengambil hikmah dari kasus ini.

Hak orang lain, kebebasan, dan sensibilitas harus dihormati, Beliau katakan, terutama ketika agama terlibat:

Agama adalah isu yang sangat sensitive karena terkait dengan kepercayaan dan emosi. Kepercayaan agama orang lain mungkin tampak tidak masuk di akal oleh kita, tetapi kita harus tetap menghormati hal tersebut.

Bapak presiden juga mengatakan bahwa media harus berhati-hari dalam memberitakan insiden yang terkait dengan kekerasan, seperti demostrasi, pemberitaan harus menggunakan bahasa yang jelas, idealis, membangun dalam pembangunan bangsa, jujur, dan adil.

Artikel ini diterjemahkan oleh retsu782000 dari versi bahasa Inggris – Media Self Censorship.


15 Comments on “Kebebasan Pers”

  1. Bogalakon says:

    Makanya, salah sendiri waktu Pemilu pada milih SBY, kan terbukti sekarang, ga becus ngurus negara.

    Piss,

    Bogalakon
    (yang terpaksa milih SBY soalnya amit2 kalo Mega jadi Presiden lagi)

  2. Agus says:

    yAng membedakan antara freedom of press negara-negara barat dengan Indonesia adalah budaya lokal. Indonesia belum bisa lepas dengan budaya ketimuran yang men-tabu-kan cara pandang yang bebas. Agama menjadi patokan utama segala segi kehidupan. sedangkan barat, agama bukan sesuatu yang sakral lagi……

    Thanks
    (Agus R. Mbozo)
    agusrahmat.blogspot.com

  3. Rexx says:

    JUSTRU ITU,, ITULAH SEHARUSNYA YANG TERJADI .. di negara kita saat ini, agama masih tetap dianggap sebagai hal yang sangat penting diturutcampurkan kedalam berbagai aspek dan budaya.. karena negara kita bukanlah negara yang sekuler.. jangan samapai agama benar-benar terpisahkan dari urusan dunia.. kalo perlu urusan ekonomi sampe politik juga diatur oleh agama.. ISLAM!!

  4. SiLenT KilleR says:

    Hei kalian jgn pernah menghina tentang kepengurusan negara memangnnya kalian itu becus ngurus negara cuma bisa ngebacod doank…klo memang kalian bisa membuktikan kalian ini lebih baik dr pada presiden kita tunjunkan lah …..jgn hanya bisa ngomong di dunia maya aja.

  5. Soekarnoholic says:

    Sudah2 lah bapak-bapak dan ibu-ibu.. cara pandang kita akan sesuatu emang berbeda-beda, dan kita harus hargai itu.. tapi karena kita Indonesia, kita harus memandang kita semua satu, yaitu INDONESIA. bukan indonesia golongan a, golongan b, golongan c, dll.. untuk itu sebelum bertindak lebih lanjut, kita harus menyatukan satu pola pikir, agar perdebatan yang terjadi itu tidak melenceng terlalu jauh, dan membakar emosi satu sama lain.. kita harus mengubah pola pikir kita menjadi sesuai dengan PANCASILA. Yang saya rasa kalau ditanamkan dengan baik, hal itu bisa menyatukan perbedaan2 yang memang sangat banyak si negara kita.. apapun yang sudah dilakukan oleh pemimpin bangsa, yakinlah kalau mereka sudah berbuat yang terbaik, kalau memang tetap ada kesalahan atau apapun yang tidak memuaskan hati kita, layaknya kita memikirkan cara untuk menyelesaikan itu bersama, karena negara ini milik kita bersama.. bukan dengan menghina atau marah2 dibelakang.. karena itu tidak akan menyelesaikan masalah.. jikalau memang masalah tersebut terlalu berat dan besar,, hendaknya kita menerapkan penyelesaian yang kita pikirkan itu terhadap diri kita sendiri… pegang teguhlah PANCASILA..

  6. free thingker says:

    pemilu tidak memenangakan apapun..
    begitu kt org2 jaman skrg..
    kasian ya org2 itu…

  7. N says:

    cih, pada gak tau kerjaan presiden aja pada ngomelin Presiden . . .

    kalo mau Negara ini maju, harusnya Preside dibantu . . . bukannya diomelin terus, anak kecil juga udah males kok kalo diomelin. Jangan sampe Presiden males ngurusin kita . . .

  8. antie says:

    Kebebasan pers memang di perlukan di Indonesia, kita menjadi bebas untuk memberikan informasi, apa yang disampaikan oleh Bapak SBY sudah benar, masalahnya masyarakat masih banyak yang “kaget” di berikan kebebasan sehingga tidak bisa mengontrol lagi apa yang di informasikan terlebih dengan bebasnya berpendapat, bebasnya dapat mengonsumsi media, menjadikan lahan bagi kapitalis untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. pemerintah memberikan kebebasan dan kapitalis memenjara media tersebut dan di kontrol sesuai keinginan mereka. dampaknya kita lihat sekarang..kebanyakan program dan berita kurang bermutu, tetapi masyarakat kita memang senang untuk mengonsumsinya. Yang disadarkan siapa seharusnya yah? hehehehe…

  9. Astrajingga says:

    Bogalakon? Elu Ucup yang dipukulin Viking itu bukan?

  10. asiana_budiman says:

    Pendapatku kebebasan pers itu harus ada batasannya, tidak sekarang KEBABLASAN… COY, karena media pers tidak sekedar mewartakan kepada masyarakat tentang kebenaran tapi ada tunggangan politiknya, ada kepentingan pribadinya, ada kepentingan kelompoknya dsb dsb. contohnya lagi kalau ada tindakan negatif oknum media pers jarang diekpose besar-besaran alias saling melindungi, tapi kalau dari luar kelompoknya dibeberkan sampe kehal yang kecil-kecilnya. Artinya kita belum saatnya kebebasan pers yang ideal diberlakukan selama kejujuran dan keadilan dari pihak masyarakat pers sendiri belum dijunjung tinggi. Mudah2an kedepan bisa terlaksana dan terwujud adanya kebebasan pers tsb dengan dilandasi membangun negara untuk masyarakat banyak, tidak saling menghujat tidak saling mencaci, tidak saluing menyalahkan. Terlalu terbuka tidak baik terlalu tertutup tidak baik juga sedang-sedang aja deh….

  11. novia says:

    Sekaranrg ni zaman nya repormasi, Jadi kita berhak berpendapat.

  12. hendra says:

    2 jempol lah buat pa SBY yg mnurut saya udh baik ngrus negara .. meski pun masih bnyak hal yg harus kita benahi bersama …. kemajuan negara ga mesti presiden yg ngrusin kalo rakyat’a aja masih ga bner gmn negara’a bisa maju …

  13. Lulu says:

    eh mas Rexx…lucu bgt semua harus diurusin berdasarkan landasan satu agama, ga liat agama kita ga cuma satu (di indonesia)? apa jadinya kalo kita ambil alur islam konservatif kaya di negara2 asia barat ato afganistan? alih2 naik mobil kita naek onta, alih 2 memepertahankan en memperjuangkan kesetaraan gender, kita mundur lagi ke ke titik nol. Alih2 menghukum tindak kriminal besar kita malah sibuk ngamputasi tangan orang yg nyuri karna kelaparan. en ucapin godbye ma bioskop en ga akan pernah ada lagi film barat masuk indonesia, kebebasan PERS? kayakna itu bakal jadi mitos di Indonesia.

    Indonesia adalah negara Islam paling moderat dan itu adalah hal yg patut disyukuri en ga perlu diubah.

    2 thumbs up buat SBY.

  14. A. Perkasa says:

    sbg negara Demokrasi yg berlandaskan pd Pancasila dan UUD RI 1945,kehidupan kebebasan Pers seyogyanya insan jurnalis berpegang teguh pd landasan tsb dan etika/kode etik jurnalistik sehingga fungsi dan peran Pers benar2 membangun demokrasi itu sendiri dan memberikan pembelajaran yg bermartabat kpd masyarakat.

  15. ainina zakiya rp says:

    kalo menurutku di adakan pers itw untuk memperjelaskan masalah yg telah dihadapi untuk jangka kedepanya….hehehe
    .
    tp ada kalanya pers juga membuat masalah semakin tambah berlanjut terus menerus..

Comment on “Kebebasan Pers”.

RSS
RSS feed
Email

Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact