Maraknya penyerangan terhadap masjid dan pesantren di Jawa Barat.
Berita terbaru mengenai pemburuan sekte Ahmadiyah:
Di Padang
Di Padang, Sumatra Barat, pada tanggal 30 November, lusinan anggota Front Masyarakat Pembela Islam (FMPI) menyerbu kediaman yang dimiliki jemaat Ahmadiyah sekaligus menghancurkan plang-plang di tempat tersebut.
Di Padang.
Irfiandi dari FMPI mengatakan bahwa kolega-koleganya sudah muak pada pemerintah darah yang tidak mengambil tindakan terhadap Ahmadiyah dan aliran sesat lain, apalagi setelah MUI menyatakan MUI sebagai aliran sesat dua tahun yang lalu.
Di Bogor
Di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 12 Desember para anggota Gerakan Umat Islam (GUI) berdemonstrasi diluar kantor secretariat GUI di pusat Bogor, sambil meneriakkan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar”.
Mereka yang berada di dalam gedung Ahmadiyah sudah diperingatkan akan demonstrasi ini dan telah meminta bantuan Jemaah Islam Liberal (JIL), yang kemudian mengirim lusinan mahasiswa yang juga akhirnya berseteru dengan massa GUI.
Polisi dalam pakaian perlindungan huru-hara pun tiba dan berhasil meyakinkan para anggota GUI untuk meninggalkan lokasi.
Gerakan Umat Islam (GUI) kemudian berpindah ke pusat kepolisian di Bogor dan mengajukan tuntutan akan kebradaan Ahmadiyah di kota mereka. Pimpinan GUI Habib Abdurrachman Assegaf juga berujar bahwa MUI telah menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat dank arena itu pemerintah harus mengambil tindakan dan mendorong para anggota Ahmadiyah untuk kembali ke Islam yang sebenarnya.
Di Kuningan
Pada tanggal 13 Desember di Kuningan, Jawa Barat, tiga masjid milik jemaat Ahmadiyah disegel oleh pemerintah setempat demi menjaga ketertiban lingkungan sekitar. Setelah peristiwa kekerasan di Kuningan pada tahun 2004, Pemerintah Kabupaten akhirnya melarang adanya perkumpulan tersebut.
Tempat Peribadatan yang disegel di Kuningan.
Sementara itu, masih tersisa empat masjid Ahmadiyah lain yang terus digunakan oleh 3,000 pengikutnya.
Aliran Islam lain yang dirazia.
Di Serang
Pada tanggal 13 Desember di Baros, Serang, Banten, sebuah pesantren bernama Miftahul Huda habis terbakar massa. Enam sepeda motor juga dihancurkan. Sekitar 50 murid sempat melarikan diri namun tidak ada penghuni yang terluka. Dua mesin pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sementara dua peleton kepolisian tiba untuk meredamkan keributan.
Penduduk sekitar menyatakan bahwa Miftahul Huda mengajarkan aliran Islam yang bernama Kunci Suci. Seorang warga berujar:
Aliran in sesat, sudah melenceng dari ajaran Islam, karena mempercayai ritual yang bias melihat Tuhan melalui cahaya saat mata kita ditutup.
Di Garut
Di Leles, Garut pada tanggal 15 Desember, pesantren Bidayatul Hidayah bersamaan dengan rumah yang dimiliki oleh sang kepala sekolah sempat diserang dan dirusak massa. Para demonstran membawa senjata tajam dan melukai tiga orang setempat.
Beberapa masyarakat lokal menuding Bidayatul Hidayah sebagai pesantren yang beraliran sesat, walaupun penjelasan yang lebih detil belum diberikan.
Artikel ini diterjemahkan oleh Hannah Mulders dari versi bahasa Inggris – Religious Intolerance.
Berulang dan dipertontonkan kembali kebodohan dan kemunafikan dari bangsa ini, dengan berbagai alasan men-justice tindakan kekerasan yg dilakukan dengan berlatar belakang agama (islam) untuk menindak, meneror agama ato aliran yg berbeda. APAKAH MEMANG ISLAM IDENTIK DENGAN KEKERASAN, PEMAKSAAN??
Untuk kasus ahmadiyah :
Klo memang ini dianggap menyimpang, saya mo nanya
Siapa yg bertugas untuk penyebaran dan pemahaman agama??????
Negara ato alim ulama????
Krn kita bkn negara agama, berarti hal tersebut bkn tugas negara, jd itu adalah tugas para alim ulama, untuk membimbing umatnya.
jadi klo ahmadiyah meyimpang ato salah, yg hrs dipersalahkan adalah alim ulama, dmn mereka selama ini, apa yg alim ulama kerjakan sehingga ahmadiya bisa berkembang pesat.
Ternyata yg terjadi malah dengan bodohnya para alim ulama yg lebih getol dan keras menentang ahmadiyah, seakan itu bukan salah alim ulama (klo memang alim ulama bekerja dengan baik niscaya ahmadiyah tidak akan ada/berkembang)
Agama adalah hak asasi manusia untuk menentukan keyakinannya. Sangatlah naif jika sekarang masih ada pihak pihak yang mengatasnamakan suatu agama memaksakan kehendaknya pada orang lain dalam hal keyakinan. Pemaksaan yang cenderung anarkis akan membuat simpati yang ada selama ini akan menjadi bumerang bagi pemaksa itu sendiri. Orang hidup ingin dalam hidupnya ada kedamaian tanpa memandang orang laian sebagai musuh meskipun berbeda keyakinan. Indonesia yang mempunyai banyak suku bangsa, adat istiadat dan keyakinan pada masa lalu/kemarin tetap bisa hidup rukun, rasa persatuan demi keutuhan bangsa kokoh terpelihara. Tapi jika kita lihat sekarang ini diakui ataupun tidak, perseteruan antar golongan baik itu keyakinan, teritori maupun yang lain semakin merebak. Semangat sektarian dikobarkan, merasa yang paling benar, paling baik, paling dan paling yang lain diunggulkan dengan mencemooh lainnya. Bisa dikatakan menginjak harga diri dan martabat manusia dalam sebuah wadah negara. Jika hal itu tetap diteruskan maka tidak tertutup kemungkinan perseteruan dan perpecahan semakin nyata.
Inikah yang menjadi tujuan?. Ataukah ini politik devite et impera yang memang dicanangkan oleh orang2 yang mengaku paling besar, paling benar. Satu hal yang perlu diingat bahwa kesombongan akan menjatuhkan orang yang sombong. Sebuah harapan yang tersisa dari seorang awam ini adalah bahwa jangan bangga menjadi besar jika ulat kesombongan menggerogoti nurani.
bagi saya, indonesi ini belum benar2 memegang Pancasilais seutuhnya. juga penjagaan kepada umat yang berbeda agama kurang sekali, terutama di dalam pemberian keamanan.
Sungguh menyedihkan NKRI udah mulai diguncang dengan agama , apa Pancasila mo diganti trus UUD 45 pasal 29 harus dirubah neh..
atau apa harus ada Revolusi lagi … jangan sampai terjadi, ingat kawan NKRI harga mati.
Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact
saya sangat setuju dengan pembubaran kelompok ahmadiyyah atau lembaga d’luar islam yang mengajarkan aliran sesat dengan mengatas namakan islam,
Tapi kita gx boleh maen hakim sndri apalagi bertindak anarkis, Kita kn hidup di negara hukum….
jd bertindak lah secara hukum..
dan untuk pemerintah semua ini terjadi kerena pemerintah dan jajarannya kurang bertindak tegas..
maka dari itu pemerintah harus bisa mengambil sikap palagi ini menyangkut soal agama yang kita semua tahu agama adalah hal yang sangat sensitif…
ocReeee..