Ahmadiyyah

Jan 16th, 2008, in Id, by

Ahmadiyyah melakukan perubahan atas kepercayaannya dan terhindar dari pelarangan pemerintah.

Lanjutan dari Ketidakbebasan Beragama dan Pelarangan Sekte-sekte Islam.

Tidak Ada Pelarangan.

Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) yang tergabung dari Kejaksaan Agung, Badan Intelijen Negara (BIN), Polisi Republik Indonesia (Polri) dan Departemen Keagamaan, memutuskan pada tanggal 15 Januari untuk tidak melarang berdirinya Ahmadiyyah, walaupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat.

Guru bukan Nabi

Keputusan untuk tidak melarang Ahmadiyyah dibuat setelah para pemimpin aliran tersebut memberikan 12 pernyataan yang menyebutkan bahwa mereka mengakui Muhammad sebagai nabi terakhir dan bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang guru.

Meskipun begitu, Bakorpakem mengatakan kalau mereka bisa mengganti keputusannya jika Ahmadiyyah gagal melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, dan waktu 3 bulan telah disisihkan agar Ahmadiyyah dapat membuktikan pengakuannya.

Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel) Wisnu Subroto mengatakan:

Kita beri waktu sekitar 3 bulan. Kita tunggu perkembangannya…. Kita rapatkan, kita evaluasi, kalau tidak menaati yang dia kemukakan, ya kita punya sikap lain.

Ahmad Basit dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) berpendapat bahwa alirannya memiliki kepercayaan yang sama seperti Islam pada umumnya.

Seperti kaum Muslim lainnya, pengikut Ahmadiyyah juga menyebut syahadat yang meyakini Muhammad sebagai nabi penutup.

Ahmadiyyah juga menyatakan jika mereka tidak akan memaksakan kepercayaan mereka terhadap masyarakat Muslim lain, justru mereka berencana untuk mempererat hubungan dengan Islam yang pada umumnya.

Wisnu meminta masyarakat untuk menghormati niat baik Ahmadiyyah dan kemauannya untuk berubah, sekaligus menerima keputusan Bakorpakem.

Masih tidak puas

Namun di Bandung, Jawa Barat, sempat terjadi unjuk rasa dengan 1000 peserta Muslim yang menuntut pemerintah untuk membubarkan Ahmadiyyah. Koordinator Aliansi Umat Muslim (Alumni) Jawa Barat Hedi Muhammad menegaskan:

Ahmadiyyah itu sama sesatnya dengan Al-Qidayah Al-Islamiyah.

Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa keputusan Ahmadiyyah yang mengakui Muhammad sebagai nabi penutup tidak cukup untuk membatalkan fatwa sesat yang dikeluarkan MUI. Pernyataan bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanya seorang guru dapat diartikan dalam bermacam-macam cara, ujar Ma’aruf.

Artikel ini diterjemahkan oleh Hannah Mulders dari versi bahasa Inggris – Ahmadiyya.


13 Comments on “Ahmadiyyah”

  1. amy says:

    ” sangat disayangkan ” Kejadian pada tgl 1 juni 2008, pertikaian antara FPI dengan Sekelompok Orang yang membela Ahmadiyyah. Apakah ini suatu permainan dari PEMERINTAH untuk mengalihkan masyarakat dari BBM dengan mnengadu domba Antara Umat islam dengan sekte Ahmadiyyah agar masyarakat tidak lagi mempertanyakan kenapa BBM NAIK?. Dan kenapa mesti ada agama didalam agama? artinya sudah ada agama islam kenapa harus membuat lagi agama islam dengan nama Ahmadiyyah? apakah ini merupakan tandingan dari agama islam?
    Jika Nabi yang terakhir menurut Ahmadiyyah bukan Nabi Muhammad SAW? kenapa mereka sholat dan membaca qur’an memakai bahasa Arab dan Bukan memakai bahasa India? Menurut Saya alangkah baiknya jika kita saling merapatkan barisan dengan cara kita memakai sunnah nabi muhammad SAW dan Alqur’an.

    Sebenarnya yang mesti dibubarkan itu adalah Ahmadiyyah,mereka tuh dah lari sunnahtullah………..

    ” Ahmadiyyah Bubar aja………

  2. humaidy says:

    wah sebenernya keributan antara FPI dan Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan beragama yang terjadi d’monas kemarin sangat d’sayang kan. kenapa? takutnya dalam masalah ini ada yang menunggangi dari salah satu kubu yang justru ingin memecah belah persatuan dan kesatuan khususnya dalam beragama.

    sebenarnya FPI bertindak anarkis karena pemerintahan d’indonesia ini kurang tegas baik dari aparat hukum maupun yang lainnya. coba kalau pemerintah bertindak tegas dan segera membubarkan ahmadiyyah mungkin hal ini tidak akan terjadi. Untuk FPI janganlah main hakim sendiri apalagi menggunakan kekerasan. Bukankah Islam itu agama yang damai dan Islam juga tidak pernah mengajarkan kita menggunakan kekerasan dalam bertindak.

    Tapi sekalilagi inti dari semua maslah ini adalah AHMADIYAH maka dari itu segera “…….bubarkan ahmadiyah…….”

  3. Joash says:

    Dilema pemerintah dalam menangani masalah Ahmadiyah sebetulnya berakar dari hegemoni diskursus keagamaan ‘Abrahamic’ yang hanya mengakui suatu keyakinan adalah agama jika setidaknya keyakinan itu mencakup adanya kitab yang ‘diwahyukan’. Hegemoni ini akan nampak jika kita melihat bahwa negara Indonesia hanya mengakui lima agama. Di luar yang lima itu, harus masuk kelompok kepercayaan kepada Tuhan YME. Ketetapan mengakui lima agama itu menjadikan pemerintah sulit mengambil jalan tengah , yaitu menyatakan Ahmadiya sebagai agama tersendiri, di luar Islam. Jika ini bisa dilakukan, dengan sendirinya tuduhan penodaan; penistaan; dan dakwaan sesat pada Ahmadiyah dengan sendirinya batal, karena dia menjadi sebuah sistem kepercayaan tersendiri, dengan kitabnya sendiri, dan dengan nabinya sendiri.

    Permasalahan Ahmadiya membuat saya berpikir bahwa hegemoni wacana ‘Abrahamic’ menyangkal eksistensi banyak sistem kepercayaan di Indonesia, dan dunia terhadap statusnya sebagai agama. It’s very ridiculous.

  4. Lukmanul Hakim S.Pd says:

    Targedi MONAS hanya upaya pemerintah dalam mengecoh Masyarakat Awam agar tidak terpaku pada kenaikan BBM. Saya Pikir, Kalo sekarang upaya begitu aja masyarakat langsung berpaling dari yang seharusnya. Tunggu aja kenaikan -kenaikan yang lainnya.
    AHMADIYAH…………….. Bubarkan aja.

    PENDUKUNG AHMADIYAH dan Yang MENYETUJUINYA = KAFIR dan MURTAD.

  5. Leo Kusuma says:

    Peristiwa Monas 1 Juni 2008 lalu, tdklah terlalu penting, akan tetapi yg paling penting di sini adalah paska tragedi tersebut. Inilah ujian bagi bangsa Indonesia sekaligus pembuktian jika dirinya adalah bangsa yang ber-Pancasila dan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum. Sayangnya, msh byk sekali masyarakat Indonesia yg bahkan tidak memahami akar permasalahan di balik peristiwa Monas 1 Juni 2008. Patut pula disayangkan karena hampir sebagian besar (semoga salah) begitu mudah untuk terprovokasi melalui media tentang pembelokan fakta dan kebenaran. Dan sgt sayangkan pula, masyarakat Indonesia msh mudah utk dipecah belah. Keadaan yg sesungguhnya tdk byk berbeda dgn kondisi ratusan tahun yg lalu di mana kumpeni menjajah kita selama 350 tahun.

    Satu hal yg membuat bangsa ini begitu mudah dipecah belah dan diadu domba adl begitu mudahnya mengatakan jika dirinya benar sehingga begitu mudah pula mengatakan org lain KAFIR dan MURTAD. Terlihat seolah dirinya sebagai manusia beragama, tapi terlihat pula bagaimana mereka berpaling dari agamanya sendiri. Sebagian besar masyarakat msh terlalu mudah terumbar hawa nafsu, atau lebih mudah menggunakan nafsu ketimbang akal sehat. Jika saja msh byk masyarakat Indonesia berpikir hy mengandalkan nafsu dan otot, rasanya sulit berharap jika 20 tahun ke dpn, bangsa ini bs mnjadi bangsa yg maju, bahkan sulit pula berharap apakah negeri ini msh utuh seperti skrg ini. Tentu kita tdk akan prnh lupa, bagaimana negara kecil spt Belanda ataupun Jepang bs menguasai Nusantara. Karena mereka mengandalkan otak dan akal sehat, bukan sekedar nafsu dan otot. Pilihan ada di tangan masyarakat sendiri.

  6. uhum says:

    Yang sesat itu FPI, bukan Ahmadyah-lah!! Ahmadyah gak pake kekerasan dan pedang kog!! Coba si kafir FPI itu, pakai apa dia, SESAT kan? Gak mungkin ngebelain agama Islam. Apa iya ajarannya begituan?? SESAT….SESAT….SESAT…..

  7. charlito_tate says:

    AHMADIYAH kalo mau jadi agama lepaskan ISLAM.
    jangan berkedok ISLAM..gentle dikit dong,.

    FPI ini bukan zaman NABI yang penuh peperangan.

    Peace !!!

  8. Haryo says:

    Saya melihat kekejian yang dilakukan sekelompok orang thd AHMADIYAH.
    Apakah mereka itu bukan orang?Apakah mereka itu bukan mahluk ciptaan Allah?
    Saya getir melihat semua ini.Sekarang sudah banyak orang2 yang mengakui bahwa dirinya adalah yang paling benar.Apapun kepercayaan yang mereka yakini Hanya Allah saja yang berhak menghakimi.Lihatah saudara kita yg beragama Kristen,mereka tdk menghakimi terhadap saksi yehova yang nyata mempunyai perbedaan yang mendasar.
    Biarkanlah mereka hidup dalam apa yang mereka yakini.Kita ini mahluk ciptaan Allah yang bisa hidup hanya dari belaskasihanNYA saja.
    Yang Allah lihat adalah Hati nurani manusia,bukan atribut2 atau gembar gembor nya
    Siapa tahu mereka (orang2 AHMADIYAH) mempunyai hati yang lebih baik dimata ALLAH.
    Ingat mereka punya kontribusi terhadap NKRI dari pada ormas2 FPI.HISBUTAHIR,MMI dsb.Lebih baik kita menjalankan agama kita sebaik2nya,biar kita benar dimata ALLAH.
    MUI sebaiknya jadi penengah bukan provokator.MUI sekarang beda dg MUI jaman Orde baru.Yang sekarang sudah kena virus timur tengah.
    Saya juga melihat NU dan MUHAMADIAH sudah mulai terkena virus timur tengah.Saya cuma mengingatkan jadilah umat Muslimn yang indonesia.Jangan ikut2an aliran baru dari timur tengah yang justru menghancurkan bangsa kita sendiri.Semua yang berasal dari timur tengah tidak ada yang patut dijadikan teladan.

  9. Oma S says:

    Setiap orang berhak untuk berkeyakinan. Begitu juga dengan panganut Ahmadiyyah. Setahu saya, orang-orang Ahmadiyyah itu Muslim dengan syahadat yang sama dengan kaum Muslimin pada umumnya. Jadi tidak ada hak bagi orang lain mengatakan mereka itu non Muslim. Malah mereka banyak bekerja untuk memajukan Islam di seluruh dunia. Begitulah setahu saya.

  10. Astrajingga says:

    Kenapa sih orang mau gurunya, mau nabinya siapa, mau Tuhannya siapa kok musti pakai persetujuan negara?

    Mau nyembahnya sambil telanjang, mau sambil nungging, mau nggak nyembah, kok jadi urusan negara?

    Emang ada gitu kewajiban negara untuk menjamin setiap rakyatnya masuk surga?

    Surga yang mana? Yang di dalamnya mengalir sungai vodka? Yang di dalamnya banyak perawan gratis? Itu surga buat laki-laki apa gimana? Yang perempuan disediain jigolo gratis, apa perempuan masuk surga jadi perawan gratis itu? Katanya perempuan banyak yang jadi penghuni neraka?

    Berarti diimpor dari neraka? Untuk memenuhi libido penghuni surga?

    Eh ngelantur…

    Kembali lagi, mau nyembah siapa kek, itu kan urusan orang dengan Tuhannya sendiri-sendiri. Paling jauh jadi urusan keluarga. Kalo mau nggak nyembah nggak punya tuhan juga urusan peseorangan, bukan? Kenapa jadi urusan negara?

    Nah kalo ada yang mukulin orang, itu ditangkap polisi seharusnya.

    Kalo ada yang nyembelih anak karena disuruh Tuhan, nah itu juga ditangkap polisi.

    Bukannya begitu? Seharusnya dipisahkan antara peran negara dengan peran masyarakat. Antara yang publik dan yang privat?

  11. fajri says:

    cobalah kita bertanya langsung pada orang hamdiyyah ok. orang indonesia jangan suka cari ilmu dari orang yang bukan ahlinya

  12. Astrajingga says:

    Orang ‘hamdiyyah’ [sic] itu siapa?

    Yang ‘ahlinya’ siapa? Yang ‘bukan ahlinya’ siapa?

    Tolong bawakan ‘ahlinya’ ke mari, Fajri.

    Tapi bukankah hikmah ada di mana-mana? Di batu, di api, di hutan, di bulan, di orang-orang kafir, juga bahkan di orang-orang yang bukan ahlinya.

    Begitu bukan?

  13. erik ridwan says:

    Ahmadiyyah jgn berkelilt2 lah lieur kanu otak..
    enggeus maneh ngabubarkn sorangan,sebelum umat islam ngabubarkn maraneh…
    mun eweuh aturan hukum di negara ieu, urang sarares ti bandung anu ti hela ngahancurkn maraneh..

Comment on “Ahmadiyyah”.

RSS
RSS feed
Email

Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact