Kapal misterius KRI Irian, oleh Ochiana.
Sedikit sekali literatur yang membahas tentang KRI Irian, termasuk literatur dari TNI. Pihak TNI sendiri jarang meng-ekspos jika Indonesia pernah disegani dunia ketika KRI Irian memasuki perairan Indonesia tanggal 5 Agustus 1962. Apakah keberadaannya sengaja untuk disembunyikan? Atau bisa jadi KRI Irian memang kapal misterius?
Dzerzhinsky
Sebelumnya saya sudah pernah mengangkat topik ini di suatu forum dengan maksud untuk mendapatkan jawaban.
Sayangnya, sedikit sekali di antara kita yang menyadari jika TNI-AL pernah memiliki kapal perang terbesar Kelas Sverdlov dengan bobot mati mencapai 16.640 ton. Pada masa itu, hanya Indonesia yang diperkenankan oleh Uni Sovyet (Rusia) untuk memiliki kapal jenis penjelajah ringan (light cruiser battleship).
Kelas Sverdlov termasuk di antara kapal yang paling disegani oleh NATO semasa perang dingin. Indonesia membeli kapal ini untuk mendukung operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian Barat yang ketika itu masih dikuasai Kerajaan Belanda. Sedikit sekali literatur yang membahas tentang KRI Irian, termasuk literatur dari TNI.
Pihak TNI sendiri jarang meng-ekspos jika Indonesia pernah disegani dunia ketika KRI Irian memasuki perairan Indonesia tanggal 5 Agustus 1962. Apakah keberadaannya sengaja untuk disembunyikan? Atau bisa jadi KRI Irian memang kapal misterius?
Profil Singkat
KRI Irian sebelumnya adalah kapal milik Angkatan Laut Uni Sovyet Ordzonikidze (Object 055) Sverdlov Class. Uni Sovyet hanya membuat sebanyak 14 buah kapal Kelas Sverdlov. Sekalipun dari bobotnya dikategorikan penjelajah ringan (light cruiser), akan tetapi persenjataan yang diusung mampu menandingi penjelajah kelas berat seperti USS Iowa, USS Wisconsin, dan USS Missouri.
Kapal buatan Uni Sovyet kebanyakan tidak cocok untuk jenis perairan tropis seperti Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahan Khruschev menginstruksikan kepada Central Design #17 untuk merombak Ordzonikidze agar mampu beroperasi di perairan tropis. Ordzonikidze pertama beroperasi di dinas AL Uni Sovyet pada tanggal 39 Juni 1952.
KRI Irian
Ordzonikidze yang kemudian resmi berpindah nama menjadi KRI Irian memiliki panjang sekitar 210 meter (permukaan dek) dan 205 meter di garis bawah air. Artileri laut berupa meriam kanon kaliber 5.9 Inchi cukup mumpuni untuk merontokkan armada Hr Ms Karel Dorman. Belum lagi ditambahkan dengan persenjataan anti serangan udara berupa kanon 30 mm dan meriam udara kaliber 37 mm.
Untuk mengantisipasi serangan kapal selam, KRI Irian sudah dibekali 10 buah meriam kaliber 533 mm (anti submarine gun tube). Uni Sovyet ketika itu tidak hanya mampu merancang kapal dengan manuver tajam, akan tetapi memiliki keunikan teknologi berupa lunas fleksibel. Teknologi lunas fleksibel diperlukan ketika kapal hendak merapat di dermaga, tanpa bantuan kapal pandu. Pada masa itu, sebuah kapal besar seringkali membutuhkan bantuan kapal pandu untuk dapat merapatkan kapalnya di dermaga.
Fakta Sejarah
Dalam sejarah, KRI Irian sekalipun pernah dilibatkan secara langsung ke dalam konfrontasi dengan Belanda memperebutkan Irian Barat, kapal ini belum pernah sedikit pun terlibat perang hebat di permukaan laut di perairan Indonesia. Ketika KRI Irian memasuki perairan NKRI pada tanggal 5 Agustus 1962, kapal induk Kerajaan Belanda Hr.Ms. Karel Doorman segera diperintahkan untuk menyingkir dari perairan NKRI guna menghindari kontak langsung dengan KRI Irian.
Nampaknya, sekalipun tidak terlibat kontak fisik secara langsung, kehadiran KRI Irian memberikan dampak politik yang cukup besar. Hal ini terbukti membuat Amerika Serikat untuk memaksa Belanda segera keluar dari NKRI untuk melakukan perundingan dengan Pemerintah Indonesia di New York tanggal 15 Agustus 1962.
Belum lama setelah perundingan di New York tentang penyerahan kekuasaan dari pemerintah Kerajaan Belanda kepada UNTEA (PBB), kondisi KRI Irian semakin mengenaskan.
Suhu dan kelembapan perairan di Indonesia yang cukup tinggi menyebabkan cukup banyak permasalahan teknis yang dihadapi oleh KRI Irian. Karena sudah dianggap kehilangan banyak efisiensi secara operasional, maka pada tahun 1964, KRI Irian dikirimkan kembali ke Uni Sovyet, di wilayah Vladivostok untuk perbaikan di Pabrik Dalzavod. Pada tahun yang sama, setelah perbaikan selesai, kemudian kapal ini dikirimkan kembali ke Surabaya, kali ini dikawal langsung oleh Destroyer AL Uni Sovyet.
Setelah pergantian kekuasaan ke rezim Orde Baru, nampaknya Soeharto (Alm) tidak terlalu tertarik dengan keberadaan KRI Irian. Pemerintah rezim Orde Baru sama sekali tidak menaruh perhatian sehingga KRI Irian dibiarkan terbengkalai. Alasannya, biaya operasional untuk menjalankan kapal ini sangat besar. Logikanya memang demikian, karena untuk menjalankan KRI Irian setidaknya dibutuhkan sekitar 1200an personel militer (laut). Tentu saja ini bertentangan dengan doktrin pertahanan nasional yang ketika itu lebih banyak difokuskan ke matra darat (TNI-AD).
Akhir Cerita
Akhir cerita dari KRI Irian sesungguhnya tidak jelas hingga sekarang ini. Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui jika dirinya pernah memiliki persenjataan terbesar yang pernah dimiliki bangsa Asia. Ada beberapa versi yang menyebutkan keberadaan terakhir KRI Irian dan masing-masing masih kontroversi.
Versi Pertama menyebutkan bahwa KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan semasa TNI-AL dipimpin oleh Laksamana Soedomo (KSAL) pada tahun 1970. Alasannya, keberadaan KRI Irian sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan mengingat kondisi fisik yang sudah memprihatinkan. Jika saja dibesituakan di Taiwan, akan tetapi tidak ditemukan catatan administratif mengenai keberadaan kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov di dok besi tua di Taiwan.
Versi Kedua, KRI Irian dijual ke Jepang setelah semua persenjataannya dilucuti. Tidak jelas pula alasannya karena di Tanjung Priok ketika itu masih terdapat dua buah gudang suku cadang. Informasi yang disebutikan oleh Hendro Subroto mengatakan bahwa perawatan teknisi tidak dapat dilakukan lagi karena sebelumnya perawatan lebih banyak ditangani oleh teknisi dari Rusia. Sekalipun demikian, tidak ditemukan pula laporan adanya kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov yang mangkir di dermaga ataupun dok di Jepang.
Versi Ketiga, ketika dibawa keluar untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Sovyet. Versi ketiga ini adalah analisis dari saya sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Sovyet semasa perang dingin. Pada pemabahasan di awal sudah saya sebutkan jika Uni Sovyet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989 – Scrap).
Ada dugaan jika pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Sovyet. Seperti kita ketahui, KRI Irian mengusung teknologi yang masih belum diketahui oleh pihak barat (NATO). Ada rumor jika Uni Sovyet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah hutang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan membayarkan secara tunai. Di antara keseluruhan kelas Sverdlov sebanyak 14 biji itu, hanya keberadaan KRI Irian (Ordzhonikidze – Object 055) yang masih misterius.
Jika di antara pembaca ada yang pernah mengetahui atau memiliki informasi tentang keberadaan kapal KRI Irian, mohon bisa segera diberitahukan di sini. Terima kasih.
Referensi
dikilo-in kali? 😀
coba tanya sama mas-mas madura saja..
(just kidding ;p)
Fakta yang sangat menarik. Membuat kita tertantang untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai KRI Irian..Salut
Untuk daya tampung 1200personal saya pikir bisa melacak ke deppen TNI AL…
kemungkinan besar salahsatu dari 1200personal tersebut saat ini masih mengetahui keberadaaanya / informasinya dengan pasti….
Hmm…
di wikipedia katanya di besi tua kan di taiwan…..?
Sepertinya ada yang mau main rahasia-rahasiaan nih…
tapi masak kapal segede itu bisa ilang???
wah… mungkin kita tanya sama mas mas yang ada di madura :p
jangankan butuh waktu 40thn untuk ilang… saya berani taruhan 1 minggu dah ludes…
coba aja mas mas madura di drop di irak.. bangkai tenk, helicopter, mobil tempur dan lain lain nya habis dalam kurun waktu 2bulan :p
hauehauheu just kidding… bisa di investigasi nih,, kemana ilangnya…
Ilang, dibawa sama amerika
bersama dengan 8 MiG 21 kita……
Kemana ya?… kalo MiG nya sih dijual ke pakistan…
artikel yang menarik… butuh sebuah riset untuk menjawabnya.. jadi pengen mencari jawabannya jg.. wish me luck.. soal mig, baca artikel “kemana mig 21 kita” diweb gw…
Ordzhonikidze (????????????) – named after Sergo Ordzhonikidze – built by Admiralty yard
Leningrad, laid down 1949, launched 17 September 1950, completed 30 June 1952; sold to the
Indonesian Navy in 1962, recommissioned as KRI Irian in 1963; sold for scrap to Taiwan in
1972. British frogman Lionel Crabb disappeared in 1956 when secretly inspecting this ship
for MI6.
——
nasib KRI Irian, ada sumber bilang itu permintaan khusus dari AS pada mr. Suharto
thx
KRI Irian..
Msh ada…
Di suatu tempat di irian
karna kurangnya biaya persenjataan,
Saat ini nasibnya terbengkalai. kondisinya 60%.
Tapi AL masih menyimpannya
utk Darurat perang.
kabar KRI irian simpang siur dan tidak jelas karena kuat dugaan hal tersebut dirahasiakan oleh pihak RI mengingat KRI Irian adalah sebuah proyek rahasia yang pernah di kembangkan phak soviet pada waktu itu dan tidak diperjual belikan.
Wew KRI Irian dah dilebur bro thats affirmative
bisa cek informasi ke “Tie Shan Lam Steel co.
Gile… gw bangga sm TNI-AL pernah punya penjelajah ringan buatan Soviet!!! seharusnya kita harus mampu membuat light cruiser saat ini. Terhitung persedian teklnologi kita ga jelek2 amat!!
bener juga toh
skrng neh kita krisis kapal,smentara tu kri yg kita pnya
ntah kmn? / di’abaikan
generasi muda,butuh tu smua,masa dpan bangsa ada d’tangan mrka
tp
dlu kita macan asia di prairan tp skrg macan ompng
Wah TNI AL harus bisa jaga kapal donk , kan ini kapal yg hebat dijamanyan atau mungkin sampai sekarang , sekarang aja masalah ambalat karena krisis kapal kita kalah canggih kapalnya mendingan kapal sejenis korvet harganya 1 triliun ( indonesia punya 3 / 4 ) diganti sama yg lebih keren seperti battleship , destroyer dll
spt gak percaya,aneh,misterius,sekaligus bodoh,kenapa sejarah kok dihilangkan,kita mundur dan terbelakang
dikantor gw ada mantan ABK KRI Irian, skrang dia jd supervisi Satpam namanya Pa Husnan, Kt dia KRI Irian pernah digunakan saat terjadi kontoversi dengan Malaysia, KRI ini mengalami kerusakan berat di Pontianak, karena takut tekhnologinya dicuri oleh barat KRI Irian dibalikin ke Uni Sovyet
KRI Irian sold & scrapped ke Taiwan.Cuma dalam perjalanan ke Taiwan itu tenggelam.Ada yang bilang di-torpedo sama Soviet karena tidak mau teknologinya dipelajari.Dipikir sendiri aja,Taiwan itu sekutunya siapa,sdg bermusuhan dengan siapa.Nah ketemu kan jawabannya yg logis.
menurut gw, KRI Irian tidak hilang, berhubung dekat nya orde baru cukup dekat dengan Amerika serikat saat itu, ada suatu rahasia yang mengakibatkan KRI dikirim ke USA untuk di teliti. mungkin salah satu perjanjian penggulinagn kekuasaan orde lama dengan mengirim kapal terbesar di asia tenggara ke USA.. tambah lagi USA pasti tak bisa membaca ke negara lain karna saat itu hanya indonesia yang punya selain USSR.. boleh diteliti tuh,
memang seharusnya pemerintah indonesia memberikan kejelasan kepada anak bangsa ini tentang keberadaan kapal perang KRI irian yang hilang begitu saja, dan kita sudah seharusnya melakukan kemandirian agar bangsa ini tidak mengalami ketergantungan dalam bidang militer. saatnya negara ini memberikan kepercayaan yang besar kepada anak bangsa untuk menampilkan hasil terbaik karya anak bangsa di bidang pertahanan keamana dan apasaja. selamat bangsa indonesai. mandiri artinya merdeka.
Senjata yang benar-benar menggentarkan. Perlukah lagi KRI Irian ke-2 diulang untuk berlayar di perairam ambalat???
saya sebagai anggota KRI TTM 508 turut prihatin dgn keadaan KRI IRIAN yang tdk jelas ini.klo saja indonesia mampu membeli kapal yang sehebat KRI IRIAN mungkin saya orang yang pertama yang akan mengawaki kapal trsebut
saya lebih cenderung untuk diminta informasi dengan mantan para ABK KRI IRIAN, dari 1200 personel pasti ada yang tahu rahasia kemana monster laut Irian itu dibawa.
Menurut saya agar kta tau kebenarn dari KRI IRIAN sebaiknya kita tanyakan kepada Bapak Laksamana Pertama Pada jaman itu, Sya kurang begitu jelas namanya tapi Bapak itu memiliki marga Sitompul, Mungkin sekarang masih menjabat sebagai salah satu Laksamana Angkatan Laut Indoenesia
ok saya tunggu kabarnya dari tman2 smua.
Iya Indonesia sekarang menjadi macan ompong dah tua, tapi macan ini masih mempunyai anak yang akan siap menunjukkan taringnya di kancah dunia. So, jangan pesimis, kita2 inilah penerus raungan macan indonesia.
ayo maju terus TNI AL lahirkan teris KRI IRIAN yang lain tunjukan kepada dunia bangsa kita bangsa maritim yang besar
saya pernah membaca di salah satu majalah luar negri jaman dulu…
di situ dituliskan bahwa Project 68-bis/kapal Ordzhonikidze/KRI irian tenggelam di perbatasan unisoviet
Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact
Amazing. I thought only people and money disappear misteriously in Indonesia. But no, even a whole battle ship can disappear!! Perhaps gus Dur had a point when he wanted to have a law for roh halus….
Sorry folk…. couldn’t help it 😀