Perlombaan Senjata

Feb 29th, 2008, in Id, by

Aspirasi hegemoni regional Australi dan pertahanan Indonesia.

Australi

Rahmad Nasution, kepala biro Antara cabang Canberra, menulis bahwa Australi memiliki ambisi untuk memperoleh supremasi militer regional, terlihat jelas dari usahanya mempengaruhi Amerika Serikat untuk menjual pesawat tercanggihnya, F-22 Raptor, yang, menurut hukum Amerika Serikat, status kepemilikannya dimonopoli Amerika Serikat.

Rahmad menyatakan bahwa kegigihan pemerintah Australi untuk membeli Raptor dan usaha mereka untuk memperbaharui Angkatan Lautnya merupakan bukti nyata bahwa Australi sedang mengantisipasi perlombaan senjata regional dengan Indonesia, Cina, dan India.

Miskin

Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono, sebaliknya menyatakan bahwa pengeluaran bersifat militer Indonesia yang hanya $4 milliar per tahunnya sangat kecil jika dibandingkan ke negara-negara tetangga. Ia menambahkan, bahkan negara kecil seperti Singapura mengeluarkan biaya 10 kali lebih besar dari Indonesia untuk sektor militer per tahunnya.

Tambahnya, karena alasan di atas, pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia sedang, atau mencoba untuk, melibatkan diri dalam perlombaan senjata regional, misalnya dengan Australia, adalah hal yang tidak masuk akal.

Pembelian Senjata – Amerika Serikat

Frida Berrigan dalam “Foreign Policy in Focus” menyatakan bahwa:

“Jakarta menginginkan persenjataan. Yang banyak.”

Ia mengatakan bahwa belakangan ini Angkatan Udara Indonesia berusaha untuk mendapatkan Lockheed Martin F-16 (sebanyak 6 unit dengan harga $30 juta per unit) dan pesawat pengangkut C-130 Hercules dari Amerika Serikat.

Ia menambahkan, Amerika Serikat melakukan normalisasi hubungan militer dengan Indonesia pada tahun 2005, dan tidak tertarik lagi mengenai penggunaan senjata yang diperjualbelikan dengan Indonesia, seperti untuk menghadapi penduduk sipil di Papua atau di tempat lainnya. Ia juga mengatakan:

“Hal ini tidak bisa dicegah lagi.”

Juwono Sudarsono seperti setuju:

“Situasi internal kongres Amerika Serikat (terkait isu mengenai penjualan senjata ke Indonesia) telah membaik.”

Juwono menyatakan bahwa Amerika Serikat juga menawarkan bantuan militer sebesar $16 juta.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mutammimul Ula, memperingatkan agar Indonesia berhati-hati dalam membeli persenjataan dari Amerika Serikat, mengingat baru-baru ini embargo 10 tahun penjualan senjata ke Indonesia masih berlaku.

Pembelian Senjata – Rusia

Mutammimul Ula juga menyatakan bahwa, ditinjau dari sisi teknologi, F-16 merupakan barang lama. Sementara itu, Juwono menyatakan bahwa F-16 dibutuhkan karena adanya keterlambatan suplai pesawat Sukhoi dengan spesifikasi tercanggih Rusia, yang dipesan oleh Indonesia setelah kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Jakarta pada September 2007.

Dalam kunjungan Putin, Rusia menyediakan pinjaman $1 juta untuk persenjataan. Pada bulan Desember tahun yang sama, Indonesia membeli peluru kendali jarak pendek dan menengah dari Russia, bom udara, dan persenjataan lainnya. Pembeliaan Sukhoi dan persenjataan pada tahun 2003 ini dinilai telah menghamburkan dana $192 juta (dibayar dengan CPO).

Frida Berrigan juga menyatakan bahwa Indonesia sekarang berharap lebih dari teman baik barunya, Rusia, termasuk 6 kapal selam, sistem pertahanan udara, helikopter, dan lainnya yang keseluruhannya dapat mencapai $3 milliar. Akibatnya, Washington mengkhawatirkan hilangnya Indonesia sebagai target pasar militernya.

Artikel ini diterjemahkan oleh Sherwin Tobing.


13 Comments on “Perlombaan Senjata”

  1. ridwan says:

    Ayo Indonesia bangkit!!!! Kita harus memperkuat pertahanan kita, apalagi sekarang negara tetangga seperti Malaysia uda berani masuk2 ke wilayah kita. Mentang2 ekonominya lebih kuat dari kita. Blom tau dia (Malaysia) klo TNI da berpengalaman dalam perang. Dia (Malaysia) pikir bisa ngambil blok ambalat dari Indonesia. Ga bakal!!!!!!!! Dan jangan harap!!!!! TNI kan slalu menjaga keutuhan wilayah Indonesia!! Hidup TNI!

  2. TD Bintoro says:

    komen aaahhhh….. 🙂

    pemerintah Indonesia harus lebih berani lagi dalam hal beritikad baik untuk untuk membangun kembali kekuatan ABRI/POLRI saat ini, dan rakyat Indonesia juga harus lebih rasional dalam hal memberikan dukungan atas itikad tersebut. beberapa case harus dipelajari kembali secara flash back, seperti :

    1. masalah-masalah sara yang berpotensi kepada distintegrasi, contoh kasus Sambas,Sampit,Aceh,Ambon,dll

    2. masalah-masalah pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia, contoh kasus Ambalat,Sipadan dan Ligitan

    3. masalah-masalah pelanggaran teritori, misal wilayah udara oleh Amerika yang sudah ketangkap radar baru bilang “ijin” :-), masalah ‘penerobosan’ wilayah laut Indonesia oleh Australia ketika kasus Timor-Timur yang banyak diinformasikan bahwa Australia lebih dulu menyeberangkan Marinirnya ke Malaysia sebelum chaos pada masa jejak pendapat, dan juga oleh Amerika yang juga banyak diinformasikan bahwa ada kapal selam Amerika yang berada di wilayah laut Indonesia ( dekat perairan Bali ) ketika terjadi kasus Bom Bali

    4. masalah masuknya teroris dari negara tetangga (Malaysia), seperti Nurdin M.Top dkk

    Kalau ABRI/POLRI memiliki anggaran yang cukup untuk :
    1. Meningkatkan Jumlah Personilnya
    2. Meningkatkan Kemampuan & Skill Personilnya
    3. Meningkatkan Jenis & Jumlah Persenjataannya
    4. Meningkatkan Kemampuan Berteknologi Tinggi serta perangkat-perangkat pendukungnya
    5. Meningkatkan Kesejahteraan Personilnya ( Asuransi,Beasiswa, etc )

    Saya yakin, ABRI/POLRI akan lebih eksis dan pe’de. Jangan seperti sekarang, seperti :

    1. Intelejen kebobolan –> kasus Munir, kasus Terorisme
    2. Polisi dan Tentara masih banyak yang terlibat side-selling –> bisnis sampingan, yang hanya karena ingin mendapatkan tambahan biaya hidup, atau hanya sekedar pingin ‘hidup lebih’ dari masyarakat menengah (tamak)
    3. Pejabat ABRI/POLRI banyak melibatkan keluarganya (dan beberapa juga dirinya sendiri) dalam bisnis di sektor riil seperti para pejabat di pemerintahan lainnya ( Gubernur, Bupati, Walikota, sampai Mentri, etc )
    4. Wilayah perbatasan tidak terkontrol dgn baik oleh ABRI
    5. Wilayah rawan di dalam kota tidak terkontrol dgn baik oleh POLRI
    6. IPTEK yang tersedia dgn mudah dan cukup terjangkau harganya saat ini masih kurang terlalu banyak untuk digunakan untukk keperluan item 5 & 6 tersebut, misal Tentara kita ‘mentheleng’ ngawasin perbatasan dengan mata telanjang, sementara Malaysia sudah pakai CCTV dan Google Earth….makanya lebih dulu berani nyolong walaupun konangannya baru satu tahun kemudian 🙂
    7. Radar,terutama, sudah pada butut, dan penempatannya juga sudah tidak up-to-date

    Jadi, kalau ABRI/POLRI kuat dan beribawa, kita sebagai rakyat Indonesia juga aman. Masalah nanti ABRI/POLRI menggunakan kekuatannya untuk menghantam rakyatnya sendiri itu nanti urusan nomer sepuluh. Kalaupun itu terjadi, hanya satu banding 1 banding 100. Kalau pun ada rakyat yang dihantam ABRI/POLRI karena militan dan apalagi karena jadi pelacur (JUAL NEGARA) dinegaranya sendiri…ya…HANTAM aja!

    Justru kemungkinan besar yang terjadi, SATU banding SATU, adalah wilayah dan kewibawaan kita diacak-acak orang lain ( Malaysia, Australia, Amerika,dll ).

    Kalau ada negara lain yang tidak mendukung terhadap program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan ABRI/POLRI, ya…jangan terlalu diurusin. Ini untuk kepentingan NKRI kok. Mereka berani ngurusin karena toh tau kita memang gak kuat :-), coba kalau kita kuat seperti CINA atau RUSIA misal….apa ada yang berani? Atau…kalau wilayah kita diacak-acak negara lain apa ada jaminan dari mereka untuk ikut merasakan dan membela kita?

    Dan juga kalau ada rakyat Indonesia yang rada-rada subyektif karena program tersebut juga kayaknya kudu di :

    1. di tatar lagi dgn P4 (hehehe), lahir dan hidup di Indonesia kok TIDAK PANCASILAIS !!!
    2. patut di curigai sebagai antek asing. kalau mau jadi pemberontak, KELUAR AJA DARI INDONESIA !!!
    3. ya….otaknya ditambah lah barang satu ons …hehehehe…

    salaam netter !

    -mBIN

  3. Den Mase says:

    Selama ini kt takut dg opini negara tetangga & kawasan bhw kt memancing perlombaan senjata yang emang sengaja dihembuskan oleh agen2 “LUAR”yg tdk ingin melihat kekuatan kt tumbuh & kuat.
    Celakanya kt termakan oleh isu tersebut sehingga secara sadar/tidak tahu2 alutsista kt udah tua keriput dimakan usia, satu demi satu taringnya tanggal sampe hampir2 ompong.
    TNI yg selama ini teriak2 ga pernah digubris ma Pemerintah, mereka hanya pasrah bahkan byk nyawa yg hilang bkn di medan perang melainkan krn alutsista yg dah ga layak pake lg krn emang dah tll tua(keluaran th60an).Industri dalam negri di bidang militer spt di buat jln ditempat, pdhal sbenernya SDM kt ga kalah ma tetangga kecil kt yg kuat itu.Untung saja masih ada anak2 bangsa yg masih kreatif mengutak-atik “Barang Tua”yg terpaksa dilirik lg spt BTR40, BTR50.mereka mlakukan itu krn mrk tdk punya pilihan lain selain mengoptimalkan barang tua yg ada ini.
    Kita sadar akan kerapuhan alutsista militer kt”BARU” stlh Khalayak umum tahu wilayah kedaulatan NKRI diobok-obok negara tetangga,Blm lg stlh Diplomasi kt yg sudah ga di anggap lg, dibuktikan dg kalahnya kt dlm kasus Sipadan & Ligitan, Lepasnya Timor-timur, kasus Blok Ambalat, Pulau nipah, hilangnya/bergesernya patok2 perbatasan dg negara tetangga di Kalbar.
    Dari itu skrg kita harus maju bangkit untuk mandiri, jgn tergantung dgn org lain.Langkah pertama mungkin dg cara lisensi dalam pembelian alutsista, rangkul siapa saja/negara mana aj yg mau ngasih transfer teknologi dg catatan tanpa sarat/embel2 di blkg hari.Kt harus bs belajar dari RRC,India, Korea Utara dll.Mereka menjadi kampiun sekarang karena tekad, smangat kuat untuk belajar dan tidak malu2 meniru/mencontek demi kemajuan & kemandirian Bangsa.Selanjutnya setelah bs meniru maka kmd kita harus terus menerus mencari & mengembangkan (Research & Development) potensi yg ada.
    Sekarang jangan dengarkan & hiraukan koar-koar tetangga tentang pembelian alutsista kt, krn yg berkoar-koar itu ternyata anggaran pertahanan & pembelian alutsistanya jauh berlipat di banding kita.Dan ternyata kekuatan militer mereka skrg sudah meningkat shg berani nyelonong wilayah kt yg bolong2 luput dari penjagaan.
    Saatnya kita sekarang Bangkit Bung!!!TNI tidak cukup dibekali dgn semangat saja, mereka jg harus di berikan alutsista yg mumpuni & memadai untuk menjaga wilayah kedaulatan NKRI, hal ini harus didukung oleh segenap rakyat, pemerintah & DPR.Hanya Goodwill saja yg kuat yg mampu menyelamatkan dan menjaga keutuhan NKRI.

    BRAVO TNI, BRAVO NKRI
    NEVER GIVE UP
    DO THE BEST U CAN FOR OUR COUNTRY!!!

  4. arie says:

    dimana yang menjual sejata

  5. Hendra saidi says:

    Indonesia harus tegas demi kedaulatan bangsa. sudah banyak nelayan kita yang diperlakukan oleh austrlia dengan semena mena jadi jangan kita sebagai bangsa tunduk oleh kemauan negara yang dari dulu selalu mencapuri urusan kita meraka sendiri pelanggar HAM BERAT pasca jajak pendapat di timor-timor meraka bagian yang harus bertanggung jawab!!!
    dan hakim yang melepaskan orang australia yang melanggar kedaulatan NKRI itu harus di minta pertanggung jawaban. tidak adil nelayan kita dibuat sengsara sedangkan pejabat kita malah membuat keputusan yang mencederai rasa keadilan itu sendiri…

  6. Priyo Hanis says:

    Hajar habis negara penycuri. Dari pada uang di kprupsi sama pejabat gila, baik di belikan ALUTSISTA tercanggih biar kita ratakan tanah Jiran. malaysia hanya sebesar upil kucing yang sombong. Padahal sekali tembak…DARRRRRRRRR>>>>>>>>mati semua orang malaysia.

    Hidup INDONESIA

  7. Oigal says:

    This is so funny! So this Rahmad reckons the Australian government to buy a miserly 100 planes and four submarines clear evidence that Australia is anticipating a regional arms race with Indonesia, China, and India.

    ….Australia (population 26 Million) is going to challenge Indonesia (population 240 Million) China (1.4 BILLION) India (1.2 Billion). The nonsense these people talk is amazing, more amazing is that some people actually believe it.

  8. Ronald says:

    SAngat di butuhkan klo indonesia juga punya senjata Nuklir buat menjaga kedaulatan NKRI seperti india, pakistan, korea utara sehingga sangat di segani kawan maupun lawan…

  9. roby says:

    hayo maju indonesia,,,kalo ada amerika,rusia maka hrs ada nama indonesia,,,perkuat militer kita…BLIETZKRIEG tuh malaysia,australi sekalian sama singapur….
    Maju terus TNI !

  10. Wijaya says:

    menurut gue nich, tentara Indonesia untuk terbiasa menembak musuh, ada cara jitu. pengin tahu? ambil saja itu para koruptor dan penjahat yg divonis mati sebagai sasaran latihan tembak atau uji coba senjata.biar mereka juga berbakti pada negara, bukan hanya merugikan negara, kalau perlu plus para keluarganya.. he,he,he, ada yang setuju?

  11. abanggeutanyo says:

    Setuju saja, tapi kalau libatkan keluarganya jgn donk.. Emang bikin kapok tapi bikin nyahok lagi. Ntar ane kasi tau cara mak nyos kalau koruptornya udah benar-benar dikumpulin, ditankep dan dijemur di tanah lapang., pasti ente tau apa yang ane mksd kan..he..he..

  12. Cangik says:

    Sebenernya setau saya militer sama rakyat sudah dongkol sama pelanggaran2 yang dibuat sengaja oleh negara tetangga, cuman para pejabatnya yg kurang merespon dalam hal ini. mereka lebih mementingkan keuntungan ekonomi sendiri ( korupsi ) dr pd bela negara. toh buktinya setiap kasus pelanggaran berat negara tetangga ujung2nya jg gak jelas, mereka mungkin lupa 1 jengkal tanah NKRI di perjuangkan dengan ribuan nyawa para pejuang kita dulu, sekarang KAPAL PERANG malaysia masuk tanpa izin puluhan mil, kita cuman diam saja, di anggap WC umum kali sama dia negara kita. Saya sendiri lebih memilih mati dr pd NKRI di hina oleh negara tetangga. kemajuan persenjataan NKRI sudah mulai meningkat ke era modrn, tinggal dukungan dr pemerintah saja dalam pendanaannya. ” Kami Putra Putri Indonesia, Siap Memperjuangkan Kedaulatan NKRI Sampai MATI… ”

    MERDEKA

  13. Yaser Antone says:

    Nuklir akan bikin dunia lebih aman. Bila sebuah negara memiliki senjata nuklir maka bisa dipastikan ga ada negara yg berani menyerang negara pemilik senjata nuklir itu secara langsung. Mengapa Uni Soviet dan USA tak pernah mau bertempur secara langsung, jawabannya adalah karena mereka punya arsenal nuklir yang dahsyat, perang antara sesama negara nuklir akan punya konsekwensi dahsyat yang resiko terbesarnya adalah terjadinya kiamat dini. Jadi pemilik nuklir akan berpikir 1543 kali sebelum menyerang negara pemilik nuklir lainnya secara langsung. Contoh nyata mengapa india dan pakistan tak begitu berminat lagi untuk berkonfrontasi langsung, karena mereka tau apa konsekwensinya nanti. Korea utara dan selatan juga hampir mustahil untuk berperang lagi secara frontal, hal ini juga karena faktor senjata nuklir. Timur tengah juga akan semakin aman jika Iran dan arab saudi memiliki senjatan nuklir, karena israel tak bisa sewenang wenang lagi melancarkan serangan udaranya di kawasan itu. maka memandang hal hal di atas, sudah saatnya indonesia menguasai teknologi nuklir dan memiliki senjata nuklir demi keamanan kawasan dan keutuhan indonesia sendiri. sekali lagi.. Nuklir adalah faktor perdamaian dunia, hanya dengan nuklir maka sebuah negara akan dihargai oleh USA dan antek anteknya.

Comment on “Perlombaan Senjata”.

RSS
RSS feed
Email

Copyright Indonesia Matters 2006-2023
Privacy Policy | Terms of Use | Contact